Chapter 3

“Sebuah busur, sepuluh health potion2 ukuran kecil, beberapa anak panah, dan juga belati benar. Baiklah, ini kartu guild anda. Dengan begini anda telah terdaftar sebagai tentara bayaran di bawah naungan kami-” 

Skip.

ping![ Quest Clear! ]

Bla bla bla aku sudah mengerti, untunglah mereka menambahkan fitur ini setelah mempertimbangkan banyak sekali orang yang memintanya ketika siaran langsung pada saat itu. Baiklah mari kita lihat.

Sambil menunggu Acii menyelesaikan questnya, aku berdiri di depan papan permintaan dan mengamati berbagai quest yang tersedia. Dari yang aku simpulkan sejauh ini masih tidak ada perubahan dari cerita aslinya, settingnya sendiri sudah terbaca.

Kami pemain akan berperan sebagai tentara bayaran, jelas di bawah naungan serikat buatan mereka sang elf bersaudara [ Adventurer's Guild ] maka kenaikan jumlah anggota guild yang mendadak di dalam buku, bisa dikatakan adalah para pemain yang datang untuk mencoba memainkan game ini.

Sederhana kah? Jelas tidak, rasanya seperti sudah direncanakan dari awal oleh sang penulisnya. Tapi lihatlah tempat ini, akhirnya aku di sini. Sungguh sesuatu bisa menyaksikan tempat ini secara langsung, developernya jelas bekerja sangat keras.

Dialognya mungkin sesuatu.

Audionya terasa sungguh nyata.

Tapi grafisnya.

Sebagai seseorang yang suka mengikuti novel, buku cerita, komik, sampai hal-hal terkecil yang berhubungan dengan game. Ini mengesankan. Dan tentu, aku juga tidak lupa untuk menyesuaikan pengaturan sesau dengan divice, terutama, hmm, nah ini.

Motion blur, off.

Selain pengaturan ada inventory, map, character menu, dan apa ini… Jurnal?! Oh apakah ini seperti yang ku bayangkan! Akhirnya!! Lore. Tidak puas hanya dalam buku atau sekedar wawancara, kami jelas ingin mengetahui lebih dalam mengenai dunia ini.

Tidak disangka mereka menyediakan tempat untuk mencari berbagai penjelasan dengan mudah, sebagai konten kreator ini sudah seperti tempat harta dan dengan memainkan gamenya. 

Kami mencari harta karun itu, dan menjadi raja bajak laut. 3

“Wahoooo!!” Aku berteriak. Dan itu membuat para petualang lainnya menoleh kemari, jadi aku segera meminta maaf. Lupa bahwa setting suara surrounding untuk semua masih menyala, aku segera mematikannya.

Sekali lagi aku di buat terkesima dengan audio dalam game ini, fitur baru yang mereka kembangkan mencoba sebaik mungkin menyamai dunia nyata sesekali membuat ku lupa bahwa ini adalah dunia game.

Suara yang saling bertumpukan terdengar begitu natural dengan jarak datangnya masing-masing suara, hmm jika diperhatikan dengan baik. Bahkan seorang pemain sungguh sulit dibedakan dari mereka para npc4 yang ada.

Sungguh terasa nyata, dunia ini hidup.

Tampaknya tidak hanya aku sendiri yang menikmati game ini dengan perlahan, jelas buktinya di guild saat ini masih terlihat banyak pemain yang bersantai dan saling mengobrol satu sama lain.

Padahal setelah menyelesaikan quest pemula, mereka bisa saja langsung pergi berburu ataupun menjelajah ke dunia luas. Elf yang dengan santai bercanda gurau dengan Dwarf, ataupun pemandangan Beastman dengan Manusia.

Aku jadi penasaran apakah mereka juga menikmati gamenya sekarang, tapi sepertinya aku bisa langsung menebak apa yang sedang mereka lakukan. Aku tidak sabar menantikan reaksi seperti apa yang akan mereka perlihatkan nanti, hehe.

Nah, berbicara mengenai hal itu.

Seorang dwarf kecil keluar dari area pelatihan, dan sekarang sedang berbicara dengan resepsionis guild. Sesekali menoleh kemari, tampaknya quest miliknya juga sudah selesai. Dwarf kecil itu berjalan kemari- Huh…?!

Apa dirinya berencana menjadi seorang, magician…? T-Tapi kenapa tongkat sihir itu besar sekali, bukankah itu. Gada?! Jelas kebingungan, sekarang dwarf kecil ini berdiri di depan ku dan memiringkan kepalanya.

“Akan berburu kemana kita hari ini?” Dengan wajah datar yang memenuhi seisi layar, dwarf kecil ini bertanya seakan tidak menyadari tatapan yang datang dari pemain hingga npc di sekitar.

“U-Uh… Untuk sekarang, bisakah aku mengetahui build seperti apa yang akan Acii buat kedepannya dengan gada- maksudku tongkat sihir yang besar itu?” Tanya ku dengan kebingungan.

“Acii akan menjadi seorang Koki!”

“Huh… Huh?!” Menoleh ke arah petualang lain.

Pada saat itu, seakan saling mengerti mereka menganggukkan kepala dengan canggung. Bahkan seorang dwarf lainnya dengan tameng di sampingnya, secara perlahan hanya memalingkan pandangannya dari ku.

ping![ New Quest Added! ]

Setelah menarik quest dari papan permintaan sekali lagi aku mengundangnya masuk ke dalam party, ping![ Player Acii has joined as Party member ] pada akhirnya aku mengurungkan niat untuk bertanya lebih jauh dan menerimanya.

Benar, aku sudah melihat bahwa kemampuannya tidak bisa diragukan dalam bermain video game. Seharusnya kami akan baik-baik saja, karena permainan yang sebenarnya baru saja dimulai!

Begitulah pikirku, dengan penuh keraguan…